
Wisata Sejarah Istana Maimun dan Masjid Raya Medan
Wisata Sejarah: Istana Maimun dan Masjid Raya Medan – Kota Medan bukan hanya terkenal dengan kuliner khasnya seperti Bika Ambon dan Soto Medan, tapi juga menyimpan sejarah panjang yang masih bisa disaksikan hingga kini. Dua bangunan yang mencerminkan kejayaan masa lalu tersebut adalah Istana Maimun dan Masjid Raya Medan. Keduanya bukan hanya bangunan tua, tetapi merupakan ikon sejarah yang masih berdiri megah dan menjadi destinasi wisata favorit para pelancong yang berkunjung ke ibu kota Sumatra Utara ini.
Wisata Sejarah: Istana Maimun dan Masjid Raya Medan

1. Istana Maimun: Simbol Kejayaan Kesultanan Deli
Lokasi: Jalan Brigjen Katamso, Medan
Tahun Pendirian: 1888
Arsitek: Theodoor van Erp (arsitek Belanda)
Istana Maimun adalah peninggalan Kesultanan Deli yang kini terbuka untuk umum sebagai objek wisata sejarah. Dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, istana ini menggabungkan gaya arsitektur Melayu, Islam, India, hingga Eropa yang terlihat jelas dari interior dan bentuk bangunannya.
Dengan dominasi warna kuning keemasan yang menjadi ciri khas Melayu, istana ini terdiri dari tiga bagian utama: bangunan induk, bangunan sayap kanan dan kiri. Di dalamnya, terdapat banyak koleksi barang antik seperti singgasana Sultan, meriam tua, serta foto-foto dan dokumen sejarah lainnya.
Fakta Menarik:
-
Istana ini masih dihuni oleh keturunan Kesultanan Deli.
-
Pengunjung bisa menyewa baju adat Melayu untuk berfoto di dalam istana.
-
Ruang singgasana hanya boleh dikunjungi sebagian, sisanya masih difungsikan sebagai tempat tinggal.
Kenapa Wajib Dikunjungi?
-
Sebagai simbol kejayaan Kesultanan Deli, istana ini menjadi tempat belajar sejarah yang hidup.
-
Arsitekturnya sangat fotogenik dan cocok untuk konten media sosial.
-
Tersedia pemandu lokal yang bisa menjelaskan sejarah lengkap istana dan kerajaan Deli.
2. Masjid Raya Medan: Perpaduan Spiritualitas dan Arsitektur
Nama lengkap: Masjid Raya Al Mashun
Lokasi: Jalan Sisingamangaraja, Medan
Tahun Pendirian: 1906
Arsitek: A.J. Dingemans (arsitek Belanda)
Tidak jauh dari Istana Maimun, berdiri megah Masjid Raya Al Mashun, masjid tertua di Medan yang hingga kini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah. Masjid ini dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid, yang ingin memiliki rumah ibadah yang lebih besar dan megah dari istananya sendiri. Itulah mengapa masjid ini memiliki kemegahan yang luar biasa dan menjadi kebanggaan masyarakat Medan.
Masjid ini berbentuk segi delapan dengan empat serambi utama. Arsitekturnya merupakan campuran gaya Timur Tengah, India, dan Eropa. Kubah besar dan menaranya menjadi ciri khas yang mencolok dari kejauhan. Di dalamnya, kamu akan disuguhi ukiran kaligrafi, kaca patri berwarna-warni, dan lampu gantung klasik yang indah.
Fakta Menarik:
-
Batu marmer dan kaca patri yang digunakan diimpor langsung dari Italia dan Jerman.
-
Masjid ini mampu menampung lebih dari 1500 jamaah.
-
Tidak dikenakan biaya masuk, namun pengunjung tetap diimbau menjaga ketenangan dan berpakaian sopan.
Kenapa Masjid Raya Medan Istimewa?
-
Letaknya strategis dan bisa dijangkau dalam waktu 10 menit dari pusat kota.
-
Merupakan bukti komitmen Kesultanan Deli dalam mengembangkan nilai-nilai keislaman.
-
Cocok untuk wisata religi, fotografi arsitektur, dan refleksi spiritual.
Paket Wisata Sejarah yang Menarik
Karena lokasinya berdekatan, banyak agen perjalanan atau wisatawan independen yang mengunjungi Istana Maimun dan Masjid Raya Medan dalam satu hari. Bahkan, beberapa pemandu lokal akan mengajak kamu berkeliling sambil menceritakan sejarah kedua bangunan ini, termasuk tentang hubungan Kesultanan Deli dengan bangsa Eropa, Islamisasi di Sumatra, hingga pengaruh budaya Melayu dalam kehidupan masyarakat Medan saat ini.
Beberapa tips wisata sejarah ke Medan:
-
Datang pagi hari agar suasana tidak terlalu ramai.
-
Pakai pakaian yang sopan, terutama saat berkunjung ke masjid.
-
Sediakan waktu untuk berbincang dengan penjaga atau pemandu lokal, karena mereka punya banyak cerita menarik.
Warisan Budaya yang Harus Dijaga
Kedua bangunan ini bukan sekadar tempat wisata, tapi juga warisan budaya dan sejarah nasional. Keberadaan Istana Maimun dan Masjid Raya Medan mengingatkan kita pada masa kejayaan lokal yang bersanding dengan dunia modern. Sayangnya, ancaman terhadap pelestarian bangunan tua tetap ada, mulai dari kurangnya perawatan hingga pengaruh pembangunan kota yang cepat.
Karena itu, sebagai pengunjung maupun masyarakat lokal, kita semua punya tanggung jawab untuk merawat, menghargai, dan mempromosikan kekayaan sejarah yang ada di Medan ini. Terlebih, jika digunakan sebagai sarana edukasi bagi generasi muda untuk mencintai sejarah bangsanya sendiri.
Penutup
Istana Maimun dan Masjid Raya Medan bukan hanya bangunan tua yang megah, tetapi juga cermin sejarah dan kebudayaan Melayu yang kental di Sumatra Utara. Mengunjungi keduanya bukan hanya soal melihat arsitektur indah, tetapi juga menyelami kisah masa lalu yang masih hidup hingga kini.
Kalau kamu sedang berlibur ke Medan, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan atmosfer kerajaan dan spiritualitas yang berpadu harmonis di dua tempat bersejarah ini.